1.
Pengertian
Ekosistem
Pengertian ekosistem
adalah:
1.1
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
memengaruhi.
1.2
Ekosistem merupakan
penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik
antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada
suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme
dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
(www.wikipedia.com)
1.3
Pengertian ekosistem adalah
hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang membentuk
sistem ekologi. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki
penyusun yang beragam. (www.ridwanaz.com)
1.4
Ekosistem merupakan suatu
satuan lingkungan yang terdiri dari unsur-unsur biotik (jenis-jenis mahluk
hidup), faktor fisik seperti iklim, air, tanah., dan kimia ( keasaman, salinitas
) yg saling berinteraksi satu sama lainnya. Ekosistem terdiri atas 2 kata yakni
oikos: rumah sendiri dan systema: bagian-bagian yg utuh/ saling
memengaruhi.
dalam suatu ekosistem terdapat komponen-komponen abiotik, produsen ( penghasil makanan ), konsumen ( pemakan produsen ), dan pengurai. (biologypedia.wordpress.com)
dalam suatu ekosistem terdapat komponen-komponen abiotik, produsen ( penghasil makanan ), konsumen ( pemakan produsen ), dan pengurai. (biologypedia.wordpress.com)
1.5
Ekosistem dapat diartikan
sebagai hubungan timbal balik atau interaksi antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Selain itu ekosistem merupakan tingkatan organisasi kehidupan
yang mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen
tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi. (simpangmahar.blogspot.com)
1.6
Hubungan timbal balik antara
komponen biotik dengan abiotik. (Pratiwi dkk, 2007)
1.7
Sistem yang mencakup komunitas
dan lingkungan abiotiknya serta terdapat arus energi dan materi. (Soemarwoto
dkk, 1989)
2.
Komponen
Penyusun Ekosistem
Komponen-komponen
penyusun ekosistem adalah:
2.1 Komponen
abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen tak hidup dalam
suatu ekosistem. Komponen abiotik sangat menentukan jenis makhluk hidup yang
menghuni suatu lingkungan. Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa
anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu
2.1.1
Suhu
atau temperatur berpengaruh terhadap ekosistem
karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada
jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
2.1.2
Sinar
matahari mempengaruhi ekosistem secara global
karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang
dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
2.1.3
Air berpengaruh
terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme.
Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran
biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup
lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi
unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut
dan pelapuk.
2.1.4
Tanah
merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan
organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. . Tanah juga menyediakan
unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
2.1.5
Angin
selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji
tumbuhan tertentu.
2.1.6
Garis
lintang yang berbeda menunjukkan kondisi
lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan
perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu
hidup pada garis lintang tertentu saja.
2.1.7
Konsentrasi
garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis.
Beberapa organisme mampu beradaptasi dalam lingkungan dengan kandungan garam
tinggi.
2.1.8
Ketinggian
tempat menentukan jenis organisme yang
hidup di suatu tempat. Hal itu karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan
kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
2.2 Komponen
biotik
Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk
menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen
yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa).
Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:
2.2.1
Komponen autotrof /
produsen
Autotrof berasal dari kata auto yang berarti sendiri, dan trophikos
yang berarti “menyediakan makan”.
Pengertian dari Autotrof adalah organisme yang mampu
menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan
anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof
berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
2.2.2
Komponen heterotrof /
konsumen
Heterotrof berasal dari kata Heteros yang berarti berbeda, dan trophikos yang berarti makanan.
Pengertian dari Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan
organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain.
Yang tergolong heterotrof contohnya manusia dan hewan.
2.2.3
Komponen dekomposer /
pengurai
Pengertian dari Pengurai adalah
organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme
mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil
penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat
digunakan kembali oleh produsen. Yang termasuk pengurai adalah bakteri dan
jamur.
3. Aliran Energi dan Daur
Biogeokimia
3.1 Aliran
energi adalah rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi
lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, konsumen, sampai ke
pengurai.
3.1.1
Rantai makanan
Rantai makanan
adalah perpindahan materi dan energi
melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari
rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama
yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama
selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah
tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut
konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga,
terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat
trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.
3.1.2
Jaring-jaring makanan
Jaring-
jaring makanan yaitu rantai-rantai makanan yang saling
berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi
jaring-jaring. Jaring-jaring makanan
terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis
makhluk hidup lainnya.
3.1.3
Piramida makanan
Piramida makanan
merupakan gambaran perbandingan antara produsen, konsumen I,
konsumen II dan seterusnya.
3.2 Daur
Biogeokimia melibatkan komponen biotik dan abiotik di alam. Unsur atau senyawa
kimia mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke abiotik.
Daur unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan
reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut daur biogeokimia.
3.2.1
Daur nitrogen (N2)
Gas nitrogen banyak terdapat di
atmosfer, yaitu sekitar 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat difiksasi atau
diikat terutama oleh bakteri yang hidup pada tumbuhan berbintil akar (misalnya
polong-polongan) dan beberapa jenis alga. Nitrogen yang diikat biasanya dalam
bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh
bakteri. Amonia ini akan mengalami nitrifikasi
oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan
Nitrosococcus sehingga menghasilkan
nitrat yang dapat diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya, oleh bakteri
denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali melalui denitrifikasi, dan amonia dilepaskan ke udara. Dengan cara ini,
daur nitrogen akan berulang dalam ekosistem. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi
dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat atau petir. Tumbuhan
memperoleh nitrogen dari dalam tanah dalam bentuk amonia (NH3), ion
nitrit (NO2-), dan ion nitrat (NO3-).
3.2.2
Daur fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua
bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa
fosfat anorganik (pada tanah dan air). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan
yang mati diuraikan oleh dekomposer menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik
yang terlarut di air tanah atau air laut akan mengendap di sedimen laut. Oleh
karena itu, fosfat banyak yang terkandung di batu karang dan fosil. Fosfat di
batu karang tersebut akan terkikis dan kembali membentuk fosfat anorganik
terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh
akar tumbuhan, dan daur kembali berulang.
3.2.3
Daur karbon
Di atmosfer terdapat kandungan
karbon dioksida (CO2) sebanyak 0,03%. Sumber-sumber CO2
di udara berasal dari respirasi manusia
dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batu bara, dan asap pabrik. Karbon
dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk fotosintesis dan
menghasilkan oksigen (O2) yang akan digunakan oleh manusia dan hewan
untuk respirasi. Tumbuhan yang mati, dalam waktu lama dapat membentuk batu bara
di dalam tanah. Batu bara dimanfaatkan sebagai bahan bakar sehingga kadar CO2
di udara bertambah.
3.2.4
Daur sulfur
Sebagian besar sulfur tersimpan dalam
batuan bumi. Sulfur yang ada di atmosfer secara alami berasal dari letusan
gunung berapi berupa hidrogen sulfida
dan aktivitas mikroorganisme anaerob di rawa. Selain itu, sulfur juga dapat
terlepas dari bebatuan karena erosi oleh angin dan air. Sebagian kecil sulfur
yang terlepas ini dapat digunakan oleh tumbuhan dan memasuki rantai makanan
sebelum terlepas kembali ke tanah oleh aktivitas mikroorganisme. Sulfur
dioksida yang ada di atmosfer bereaksi dengan oksigen membentuk sulfut
trioksida. Produk ini akan bereaksi dengan air di udara, kemudian jatuh
membentuk hujan asam.
4. Tipe-tipe Ekosistem
Secara
umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan
ekosistem buatan.
4.1 Ekosistem
akuatik (air)
4.1.1
Ekosistem air tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar
antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan
terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat
dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah
beradaptasi.
4.1.2
Ekosistem air laut
Habitat laut (oseanik) ditandai
oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55%
terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di
daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan
bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian
atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin.
4.1.3
Ekosistem estuari
Estuari (muara) merupakan tempat
bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur
intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas
yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari
antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya
antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
4.1.4
Ekosistem pantai
Dinamakan demikian karena yang
paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae
yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di
ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
4.1.5
Ekosistem sungai
Sungai adalah suatu badan air yang
mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit
sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen
pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis
lintang.Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame,
kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.
4.1.6
Ekosistem terumbu
karang
Ekosistem ini terdiri dari coral
yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan
yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain.
Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan
ganggang. Siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut,
dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai
memiliki pasir putih.
4.1.7
Ekosistem laut dalam
Kedalamannya lebih dari 6.000 m.
Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai
produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
4.1.8
Ekosistem lamun
Lamun atau seagrass adalah
satu‑satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut.
Tumbuh‑tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya
rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai‑tangkai
yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh‑tumbuhan laut
lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan menghasilkan biji.
Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat‑zat
hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan.
4.2 Ekosistem
terestrial (darat)
Penentuan zona dalam ekosistem
terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan. Ekosistem terestrial
dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan.Iklim sangat penting untuk menentukan
mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu tempat tertentu. Pola
ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran, atau
aktivitas manusia.
4.2.1
Hutan hujan tropis
Hutan hujan tropis terdapat di
daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per
tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan
yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m,
cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi).
Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung
terdapat di sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari,
variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 °C.
Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan
anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan,
harimau, dan burung hantu.
4.2.2
Sabana
Sabana dari daerah tropik terdapat
di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi temepratur dan
kelembaban masih tergantung musim. Sabana yang terluas di dunia terdapat di
Afrika; namun di Australia juga terdapat sabana yang luas. Hewan yang hidup di
sabana antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.
4.2.3
Padang rumput
Padang rumput terdapat di daerah
yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah
curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur,
porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan
yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya
tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing
liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.
4.2.4
Gurun
Gurun terdapat di daerah tropik
yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang
dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam
sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain
itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya
kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan
untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut,
ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan lain.
4.2.5
Hutan gugur
Hutan gugur terdapat di daerah
beriklim sedang yang memiliki emapt musim, ciri-cirinya adalah curah hujan
merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu
rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah,
bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).
4.2.6
Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi
sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di
musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu
spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah
sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan
burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
4.2.7
Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi
sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak
gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan
yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan
rumput alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan
yang dingin.
4.2.8
Karst (batu gamping
/gua).
Karst berawal dari nama kawasan
batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata
mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk
pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan
pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi
oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan
keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.
4.3 Ekosistem
buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem
yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya Ekosistem buatan
mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi
pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan
adalah:
4.3.1
Bendungan
4.3.2
Hutan tanaman produksi
seperti jati dan pinus
4.3.3
Agroekosistem berupa
sawah tadah hujan
4.3.4
Sawah irigasi
4.3.5
Perkebunan sawit
4.3.6
Ekosistem pemukiman
seperti kota dan desa
Ekosistem kota memiliki metabolisme
tinggi sehingga butuh energi yang banyak. Kebutuhan materi juga tinggi dan
tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti polusi
dan panas.
4.3.7
Ekosistem ruang angkasa
Ekosistem ruang angkasa bukan
merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri kebutuhannya tanpa
tergantung input dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu bergantung
pada bumi.
DAFTAR
PUSTAKA
Pratiwi, D.A., dkk. 2007. BIOLOGI
untuk SMA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Soemarwoto, Idjah, dkk. 1989. Biologi Umum. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia.
http://biologypedia.wordpress.com/2010/12/07/ekosistem/
http://itsaboutputri.blogspot.com/2011/04/keseimabangan-ekosistem.html
http://simpangmahar.blogspot.com/2010/08/komponen-ekosistem.html
http://www.ridwanaz.com/umum/biologi/pengertian-ekosistem-susunan-dan-macam-ekosistem/
http://www.wikipedia.com/ekosistem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar